Kamis, 21 Februari 2008

Nugie 3: Tante Untung

Hari berganti hari, dan tak terasa sudah hampir dua tahun aku kuliah. Hubunganku dengan ketiga wanita kakak beradik tersebut tetap berlanjut, sementara hubunganku dengan tante Untung tetap berjalan via surat atau kadang kami saling menelepon. Tante Untung punya alamat PO. Box khusus di Medan, sehingga surat-surat cintaku padanya selalu dapat dia terima dan terjaga kerahasiaannya. Pada suatu hari kuterima telepon darinya. Tante Untung sudah di Bandung bersama rombongan ibu-ibu pejabat dari Medan. Menurut rencana siang hari ini rombongan tersebut akan kembali ke Jakarta, tante Untung masih tinggal 1 – 2 hari lagi, alasannya mau nengok famili.
Sebelum ibu-ibu bertolak kembali ke Medan, maka tante Untung akan sudah tiba di Jakarta bergabung dengan rombongan tersebut. Siang itu dia mengundangku untuk segera menemuinya di hotel Panghegar. Segera aku menuju hotel tersebut, langsung aku menuju ke lantai 5, ke kamar 509 tempat menginap kekasihku itu. Hatiku berdebar menahan kegembiraan dankebahagiaan saat kuketuk pintu kamar tersebut, tak lama kemudian pintu terbuka dan segera aku menghambur masuk dan segera memeluk serta mencium muka dan bibirnya untuk melampiaskan rinduku kepadanya.
Setelah beberapa saat kami tenggelam dalam pelukan dan ciuman kerinduan, direnggang-kan pelukannya, dipandanginya aku sepuas-puasnya, nampak tante Untung masih cantik dan menggairahkan. Tubuhnya tambah padat berisi ditutup baju tipis yang tembus pandang. Tanpabanyak bicara segera kulepas baju dan pakaian dalamnya, sehingga tak sehelai benangpun melekat pada tubuhnya, kubaringkan badannya dia atas tempat tidur telentang menghadapku. Segera kulepas seluruh pakaianku, aku sengaja tidak memakai celana dalam, sehingga begitukulepas celana jeanku, maka tugu monasku langsung mencuat tegak berdiri. Kuserbu memeknya dengan jilatan-jilatan lidahku, kembali erangan yang pernah kudengar; terdengar merdu di telingaku, menambah gairah dan hasratku.
Aku bangkit dan jongkok tepat di dekat mukanya, segera kusorongkan penisku ke mulutnya, tanpa kuminta tante Untung segera memegang penisku dengan kedua tangannya dan memasukkan ke mulutnya. Dihisap dan kadang pelan digigitnya penisku, sehingga semakin mengeras dan tegak. Segera kuputar posisi tubuhku, dalam posisi tengkurap menindihnya,kujilati memeknya, sementara penisku terus dikulum dan dijilatinya. Pada akhirnya, tante Untung tak tahan lagi. Dia memintaku untuk segera memulai permainan. Dipegangnya penisku dan dibimbingnya masuk ke liang vaginanya, penisku segera bergerak cepat dan keras menghunjam memeknya. Kami bercumbu benar-benar seperti kuda binal, diangkattinggi-tinggi pantatnya, menyambut serbuan penisku yang menyentak dengan keras dan cepat. Kepalanya bergerak-gerak kiri-kanan, kadang mendongak, tak henti-hentinya terdengar erangan dan pekikan kecil dari mulutnya, saat hunjaman kontolku terasa nikmat olehnya.
Batang penisku yang keras menggesek dinding dalam vaginanya berirama dan cepat. Hingga sesaat kemudian terasa kontolku disiram oleh cairan memeknya saat orgasme dicapainya. Aku teruskan gerakan pantatku, yang terus mendorong dan menarik kontolku keluar masuk memeknya. Tempat tidur menjadi berantakan nggak karuan, bantal guling sudah berserakanjatuh di lantai, keringat keluar deras dari pori-pori kulitku, menetes jatuh membasahi tubuhnya. Kami bercumbu sambil bergulingan, kadang aku di atas menindihnya, kadang dia di atas menduduki tubuhku. Sampai akhirnya denyutan di kontolku semakin terasa, kupercepatgenjotanku…., akhirnya dengan hentakan keras dan geraman mulutku tercapailah klimaks ….. Kusiram memeknya dengan air maniku, kutekan penisku dalam-dalam ke memeknya. Tante Untung memberiku kesempatan sejenak untuk menuntaskan klimaksku, sesaat kemudian dibaliknya badanku telentang, serta merta digerakkan pantatnya hingga penisku yang masihtegang menggesek dinding vaginanya, semakin cepat dan keras dan sesaat kemudian orgasme yang kedua dicapainya.
Dipeluk erat tubuhku, mulut kami saling berpagut dalam ciuamn yang panjang. Lidah kami takhenti-hentinya beradu…., pokoknya kami benar-benar menikmati senggama kami dan melampiaskan rasa rindu kami. Tubuh tante Untung tetap menindihku. Penisku tetap kubiarkan di dalam memeknya, anehnya walau sudah kumuntahkan air maniku tapi kontolku tetap berdiri meskipun tidak sekeras tadi, sekali-kali kudenyutkan sehingga gerakan kontolku terasa oleh tante U. Tante Untung membalas dengan mengejan, sehingga terasa kontolku seperti ada yang meremas. Begitu berkali-kali kami lakukan, sampai akhirnya kontolku mengeras dan mengeras lagi.
Kurobah posisi tubuh kami, kuatur posisi tubuhnya dalam posisi nungging, dan segera kembali kontolku beraksi menghujani memeknya. Erangan dan pekikannya terdengar keras tak ditahan. Diputar kepalanya dan kedua tangannya meraih mukaku, kembali kami berciuman hangat danmesra, genjotan penisku terus berlangsung. “Oh…..eghm….ough…aaah…aaah….terus.. teruuus. nugie…ough… oooh…enaakk… eghm…….” kubuat tante Untung, mabuk kepayang, merintih, mengelinjang-ngeinjang tubuhnya hingga orgasme dirasakan kembali olehnya. Aku baringkan tubuhnya dalam posisi miring, dari belakang dan dalam keadaan kakinya menutup, terus kugenjot keras memeknya. Terasa olehku penisku dijepit oleh gumpalan-gumpalan dinding vaginanya. Beberapa saat kemudian aku duduk bersimpuh, tante Untung menghadap dan memelukku.
Digerakan pantatnya naik-turun, sehingga penisku bebas keluar masuk menggesek dinding vaginanya. Mulutku terus mengulum payudaranya, dia benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa. Semakin lama-semakin menggila gerakan tubuhnya, kepalanya seringkali mendongak ke atas disertai lolongan hysteria…. “ooh…. oh……. enaaak….. nugie….. ough…..”, tiba-tiba dipercepat gerakan dan mulutku dilumat oleh mulutnya, “eghmmm…eghmmmmm…..” dan tercapai lagi orgasme olehnya. Cairan vaginanya yang hangat mengguyur batang penisku.
Kubiarkan sebentar tante Untung menikmati orgasmenya, kemudian kubaringkan lagi tubuhnya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Kutindih tubuhnya dan kuserbu memeknya dengan hunjaman dan sentakan kontolku. Keras dan cepat gerakanku…akhirnya denyutan kontolku terasa,kupercepat… dan semakin cepat…… Lagi-lagi tante Untung merasakan sentakan-sentakankeras di dinding memeknya, malahan mengimbangi gerakanku. Aksiku itu berlangsung cukup lama, hingga akhirnya diapun merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam senggama itu, hingga kami berdua mencapai orgasme bersama.
Kurebahkan badanku disampingnya, tante Untung merebahkan kepalanya didadaku, kaki kanannya disilangkan di atas perutku, terasa memeknya yang hangat dan berlendir menempel di perutku. Mulut kami saling berpagut, melumat dan memainkan lidah. Benar-benar kami berdua saling menumpahkan rasa rindu dan cinta. Enggan rasanya aku mengakhiri moment itu. Gumpalan rasa yang terpendam selama kami berpisah, rasanya masih belum habis. Tanpa terasa air mataku meleleh membasahi pipiku. Aku berbisik sangat merindukan dan mencintainya dan enggan berpisah lagi dengannya. Diusapnya air mataku, dicium dan dibelainya mukaku dengan segenap rasa kasihnya. Kami saling tersenyum dan berbicara setengah berbisik untuk menumpahkan rasa rindu kami. Tiba-tiba dia bertanya tentang kelanjutan affairku dengan ketiga wanita kakak beradik Yanti, Rina dan Rani.
Aku memang pernah cerita ke dia perihal affairku dengan mereka, namun aku memang merasakan bahwa bagaimanapun perasaan cinta dan kasih sayangku tetap pada tante Untung.Tante Untung mencubitku gemas dan berkata : “gombal…kamu nugie…. Aku benar- benar iri dan cemburu pada mereka”.
Sesaat kemudian dia bangkit dan segera menghampiri pesawat telepon. Segera tante Untung memesan makanan kesukaanku, Steak daging dan tak lupa pula dia menambah pesanan-nya dengan dua butir telor setengah matang dan segelas susu segar untukku. Untuknya dipesannya slad dan roti tawar serta segelas air putih. Setengah jam kemudian pesanan datang. Saat itu kami baru saja bercumbu kembali, penisku baru beberapa kali menghujani memeknya. Dengan agak terpaksa, kucabut kontolku, segera aku melompat bangun dan mengenakan piyama, pintu kamar kubuka sedikit dan segera kuterima pesanan tersebut, sambil tak lupa sekedar tipbuat pelayan hotel itu. Kami makan di atas ranjang, tanpa busana. Bergantian kami salingmenyuapi, kadang-kadang mulut kami berpagutan, makanan yang sedang kukunyah aku pindahkan ke dalam mulutnya, demikian bergantian. Kami bereskan tempat makan dan sisa makanan, dan sesaat kemudian tubuh kami mulai bercumbu, bergumul dan bercinta kembali.
Kami benar-benar tak mau banyak kehilangan waktu. Kami bercinta hingga menjelang maghrib. Kami turun dari pembaringan untuk mandi, bersama-sama kami menuju ke kamar mandi, sambil bercanda kami mandi bersama. Kami berendam bersama di bak mandi whirphool dengan air yang hangat, air di bak whirphool diberinya sabun cair hingga berbusa banyak, baunyalembut dan wangi. Kubasuh sekujur badannya dengan sabun cair yang dibelinya di Singapore. Lembut dan harum baunya, bergantian kami saling menyabuni. Saat dia menyabuni tubuhku, sengaja kontolku diremas-remas. Reaksinya anda pasti tahu. Kontolku kembali berdiridan mengeras. Segera kudorong tubuhnya hingga bersandar pada dinding bak whirphool. Kubuka pahanya, kutindih tubuhnya dan kudorong masuk penisku ke dalam memeknya. Di bak whirphool kami kembali bercinta, terdengar bunyi air berkecipak, lehernya kuhujani dengan ciuman bibirku.
Di bak whirphool kami bercinta dalam beberapa posisi, dan posisi terakhir yang membuatnya mencapai orgasme adalah posisi dimana aku telentang menyandar dinding whirphool dan tante Untung aktif mengerakkan pantatnya naik-turun mengocok penisku keluar masuk memeknya. Kedua tangannya memegang bahuku, sementara tanganku meremas-remas pantatnya, kedua buah dadanya kuhisap dan kujilati dengan mulut dan lidahku. Posisi menunggang kuda seperti itu benar-benar membuatnya nikmat…., hingga dua kali dia mencapai orgasme.
Kuangkat berdiri tubuhnya, satu kakinya aku tumpangkan di atas dinding whirphool, dari belakang kuhunjamkan kontolku dan kuhentak cepat dan keras. Denyutan kontolku semakin terasa, erangan dari mulutnya semakin keras saat kupercepat gerakan penisku menggesekdinding vaginanya. Sekali lagi tante Untung mencapai orgasme, dan akhirnya air maniku tertumpah dalam memeknya, mengiringi klimaks yang kucapai. Kembali kami berendam, tanganku mengosok memeknya untuk membersihkan liang sengamanya dari air maniku, penisku dibersihkan tante Untung dengan menggosok lembut.
Selesai mandi kukeringkan tubuhnya dengan handuk lembut yang dibawanya. Saat aku mengeringkan memeknya, dengan lembut dan mesra memeknya kujilati. Berikutnya ganti tante Untung mengeringkan tubuhku, saat tante U mengeringkan selangkanganku diku-lum dan dihisap penisku. Aku memejamkan mata menikmati apa yang tante Untung perbuat. Kami benar-benar menikmati apa yang saat itu kami lakukan, tak terlintas rasa sesal atau dosa atas perbuatan kami tersebut.

Tidak ada komentar: