Senin, 28 April 2008

Leasing

Siang itu Debi (24) tengah kedatangan seorang pria yang setiap sebulan sekali selalu menjumpainya, pria itu adalah Abas (27). Kedatangannnya tidak lain untuk menagih angsuran untuk bulan ini atas motor yang telah diambilnya dari perusahaan leasing tempat dimana ia berkerja. Debi sendiri tidak bisa memenuhi pembayaran, karena suaminya saat itu sedang bekerja dan menyuruh abas agar datang lagi besoknya. “baiklah, tapi besok ya mbak, soalnya tempo pembayarannya sudah lewat” “iya mas saya sudah tau”
keesokan harinya abas pun kembali lagi ke rumah ibu muda itu untuk memenuhi permintaannya yang kemaren. “aduh mas, baru aja suamiku pergi” Mendengar ucapan itu, abas merasa jengkel seperti telah dipermainkannya, meski ini adalah bagian dari resiko bekerja sebagai kolektor. “sebentar ya mas” ujarnya sambil pergi ke belakang, “silahkan” jawabnya. Kemudian debi kembali menghampirinya ambil menyodorkan segelas air kepada abas. “ini mas, airnya di minum dulu” “ya makasih mbak”
namun abas merasakan ada sesuatu yang aneh pada diri debi, sebelum pergi ke belakang ia tidak berpakaian seperti ini, kini ia tengah memakai daster warna putih yang transparan, sehingga warna bra dan cd nya dapat dilihatnya. Jelas hal ini membuat abas merasa dibingungkan, ia tidak mengertikan kenapa debi tiba-tiba berganti pakaian seperti itu, bathinnya. Kemudian debi mendekati abas yang masih terlihat sedikit kebingungan itu, di singkapkannya daster sedikit ke atas sehingga paha putihnya yang padat itu dilihatnya oleh abas, kebingungannya makin bertambah melihat tingkah debi yang semakin aneh-aneh saja. Jantungnya berdebar-debar ketika debi meraih tangan abas dan meletakannya di atas pahanya.
“udah ah mbak, lepaskan saya” katanya sambil melepaskan tangannya itu dari pahanya devi. Namun devi kembali menariknya kembali dan kali ini diletakannya di payudaranya. sambil tersenyum nakal debi memandangi wajah abas yang keliatan pucat dan sesekali terlihat abas menelan ludahnya sendiri. Melihat abas sudah mulai terangsang, kemudian debi menariknya dan membimbingnya menuju kamar. Di sana debi mulai melucuti celana dan bajunya abas dan merendahkan badannya dihadapan abas yang posisinya masih berdiri, diraihnya kontol abas dan dikocok-kocoknya sebentar lalu dikulumnya dengan penuh semangat. Abas yang sudah terlanjurpun menikmati permainan lidah dan mulut debi yang tengah memainkan kontolnya itu. “akhh” erang abas.
Kini giliran debi yang melepaskan daster serta cd dan branya sendiri, kemudian menyuruh abas untuk menjilati memeknya. dengan posisi terbaring dan kedua paha dilebarkan, abas mulai menjilati memek debi yang penuh dengan jembut itu serta sesekali menusuk-nusukan ketiga jarinya sekaligus ke lobang vaginanya. “akkhhhh.. enak mas, terusin dong, tapi pelan-pelan dulu ya mas, masih sakit nih belum becek memeknya” setelah mendengar perintahnya, abas kembali melanjutkan menusuk-nusukan dengan ketiga jarinya serta menjilati memek debi, kali ini memeknya sudak terasa becek sehingga ia melakukan tusukannya dengan sedikit agak cepat. “akhhhhh” rintih debi agak keras dari suara sebelumnya. “ahhh cukup mas cukup!”
abaspun mengentikannya, kali ini bibirnya memburu kebagian atas lagi yaitu gunung kembar milik debi, disedotnya kedua putingnya secara bergantian dan terkadang diplintir-plintirnya sehingga debi merasakan geli, tubuhnya agak sedikit menggelinjang. Kemudian debi bangkit berdiri dan mendorong abas sehingga posisinya terbaring sedang debi sendiri menindih dari atas dengan kedua lutut menahan ke kasur, memeknya memburu kontol abas dan mulai memasukannya serta digoyang-goyangkannya pantatnya ke depan dan kebelakang dengan kedua tangan diletakan di samping abas. Abas sendiri tidak mau kalah oleh debi, iapun segera meremas-remas susunya yang hampir mengenai perutnya itu. setelah merasa cukup dengan posisi seperti itu kemudian abas yang sudah tidak canggung, menyuruh debi untuk menungging, dari belakang abas mulai memasukan kontolnya dan menggerakannya menusuk-nusuk memek debi. Makin lama genjotannya makin cepat saja sehingga debi tak kuasa menahan sakit namun nikmat itu “akhhh.. akhhh…” “akhh, mbak saya mau keluar nih, gimana nih?” “keluarinnya di dalam aja mas!” “bener nih, kalo hamil gimana?” “ga apa-apa, suami saya ga bakal curiga koq, dia juga sering pake saya”
Akhirnya abas mengeluarkan cairannya di dalam memeknya debi. “nah sekarang tagihan untuk bulan ini sudah saya bayar kan” ucapnya sambil tersenyum manja. “iya deh, tapi untuk bulan depan gimana?, mau pake uang atau” tidak melanjutkan karena bibirnya ditahan jarinya debi. “sssstt, mas meski bulan depan atau selanjutnya saya bayar mas dengan uang, tapi mas mau kan nemenin saya lagi” “tenang aja mbak, saya pasti mau, saya juga mau bantu, kalo mbak tidak punya uang ntar biar saya yang bayarinnya”
tanpa diketahui oleh suaminya debi, mereka berdua melakukannya tidak hanya ketika tagiahan pembayaran cicilan motor itu jatuh tempo, namun mereka lakukan itu sedikitnya 3 sampai 5 kali dalam seminggu.

Tidak ada komentar: