Hubungan tersebut terus berlanjut tanpa ada yang mengetahuinya. Seperti pepatah, sepandai-pandainya tupai meloncat maka akan jatuh juga. Seperti itu juga yang terjadi pada diri Yudi. Bukan Utami yang memergoki perselingkuhan mereka, tetapi Anto seorang pengangguran tetangga Yuli sendiri. Anto sebenarnya seorang sarjana, tetapi karena nasib ia masih saja menganggur. Antopun memergoki mereka dengan tidak sengaja. Siang itu ia sedang berada di sebuah hotel di kotanya dengan tujuan melamar pekerjaan sebagai room boy. Pada saat sedang menunggu giliran interview, matanya tertuju pada sosok Yudi yang dengan mesra menggandeng Intan. Karena rasa penasarannya yang tinggi, ia lalu mengikuti dua insan yang di mabuk
Sesampainya di rumah pikiran Anto sangat gelisah. Apa mungkin Yudi yang selama ini ia kenal baik dan taat pada agama berani selingkuh ? Apa kurangnya Utami ? Utami ! kontan ingatan Anto kembali ke masa beberapa tahun yang lalu. Ya ! Diam-diam ia jatuh cinta pada sosok Utami yang menurutnya memiliki sex appeal yang sangat besar. Tapi sayangnya ia keduluan Yudi. “Kasihan Utami”, desis Anto lirih. Kasihan ? Bukankah ini kesempatan buatnya untuk bisa mendekati atau paling tidak merebut Utami dari Yudi ? “Tidak!” tolak batinnya keras. Ia tidak boleh mengambil kesempatan ini. Ia harus menolong Utami. “Utami harus tahu kecurangan Yudi”, teriak hati Anto. Tapi bagaimana cara menyampaikannya kepada Utami. Jangan-jangan ia nanti malah akan dituduh merusak rumah tangga orang. “Biarlah. Yakin saja bahwa niat baik pasti ada jalan”, tekad Anto bulat.
“Apa !” mata indah itu terbelalak dengan lebar. “I..iya. Tapi mungkin aku salah lihat Ut”, dengan terbata-bata Anto meredam emosi Utami. “Apa mungkin kamu salah lihat teman kamu sendiri To ?” pertanyaan Utami membuat mulut Anto beku. “Kapan dan dimana mereka biasanya kencan”, tanya Utamu to the point. “Di hotel A”, jawab Anto singkat. “Bantu aku menyelidikinya To”, kata-kata Utamu terputus oleh tangisannya yang mulai tumpah. Sementara Anto hanya terpaku di tempat duduknya dengan sejuta rasa yang tak tahu apa itu.
Mata indah itu dengan tajam terus mengamati dua sosok manusia yang sedan berjalan memasuki sebuah hotel dengan mesra. Sementara, sosok disampingnya dengan tegang dan gelisah ikut pula mengamati. “Kita masuk kesana”, kata-kata itu sontak membuat Anto panik.
“
Sesampainya dirumah, Anto hanya dapat terdiam menyaksikkan Utami yang sedang tenggelam dalam tangis panjangnya. Dalam benak Anto muncul dua pilihan. Tinggalkan atau ambil kesempatan baik ini. Utami sedang lemah secara psikologis dan ini adalah kesempatan baik buatnya untuk melampiaskan hasrat terpendamnya selama ini. setelah beberapa menit berperang dengan batinnya, maka Anto akhirnya mengambil opsi yang kedua. Perlahan ia menggeser duduknya mendekati Utami yang masih terus tenggelam dalam tangisnya.
“Hei sudahlah”, Anto mulai mencoba peruntungannnya sambil tangannya meraih pundak Utami.
“Apa kurangnya aki To ! Selama ini aku sudah mencoba menjadi istri yang baik buat mas Yudi. Tapi, nyatanya Mas Yudi malah menduakan aku”, tuntut Utami dalam tangisnya. “Namanya manusia Ut. Pasti ndak pernah puas. Lebih baik kamu tenang sekarang”, kembali Anto mencoba menghibur sambil dengan pelan menarik tubuh Utami untuk lebih dekat dengan tubuhnya.
Tubuh hangat Utami perlahan mendekat dan kulit Utami yang berbulu halus mulai bersentuhan dengan kulit Anto. Nafas Anto sedikit memburu. dengan halus ia membisikan kata-kata yang menghibur ke telinga Utami. Tangan Antopun kini telah mengelus-elus rambut hitam Utami. sementara Utami yang merasa memiliki tempat berlindung hanya mandah saja atas perlakuan Anto. Dengan perlahan, Anto meraih dagu Utami dan mengarahkan kehadapannya. Dengan lembut ia hapus pipi Utami yang basah oleh air mata. Lalu, dengan sedikit ragu ia kecup kening Utami dan memeluknya.
“Yudi beruntung memiliki istri secantik kamu Ut”, rayu Anto yang semakin melemahkan pertahanan Utami. Melihat kondisi Utami yang semakin lemah, Anto kini beralih mengecup bibi tipis Utami dengan penuh perasaan. Utami hanya terperanjat lalu terdiam. matanya perlahan menutup saat ia rasakan bibir Anto mulai melumatnya dengan halus dan mesra. Lenguhan kecil menambah semangat Anto untuk terus beraksi. Masih dengan lumatannya, jemari tangan Anto mulai bermain di daerah dada Utami.
“To, ini…”, “Sssttt…”, nikmati saja. Lakukan ini sebagai balasan kamu atas perlakuan Yudi”, bisik Anto mirip desisan di telingan Utami yang membuat kuduk Utami makin merinding. “Tapi..”, sebuah lumatan mengakhiri protes lemah Utami. Dengan masih setengah hati Utami mencoba menahan desakan gairah yang mulai muncul. Lumatan dan remasan di bibir dan dadanya membuat Utami susah bernafas. Ia hanya diam tak tahu harus berbuat apa. melihat Utami diam, Anto makin buas. Tangannya mulai merayap masuk kedalam kaos Utami dan dengan lembut menerobos bra tipis Utami. Tak lama kemudian puting sebelah kanan Utami mulai ia mainkan. Menerima itu, Utami maikin terbuai dan melupakan peristiwa yang barusan ia hadapi. Melihat mangsanya telah jatuh, Anto semakin berani. Kini ia telah membuka kaos dan bra Utamu, lalu merebahkan tubuh langsing itu di atas sofa. Dada putih lembut itu tak lama ia diamkan. Ciuman, sedotan, dan gigitan kecil segera merajai dua bukit kembar indah itu. Merasa bosan dengan dada Utami, Anto lalu merosot keperut lalu kearah selakangan Utami. Dengan pelan tapi pasti ia buka satu persatu kain yang masih melindungi tubuh Utami dan tubuhnya. Kini keduanya telah bugil. Terus dan terus Anto merangsang Utami. Dari atas sampai bawah sehingga membuat Utami melenguh dan mendesis.
Saat mencapai orgsme pertamanya karena jilatan lidah Anto di vaginanya, Utami perlahan sadar ini perbuatan salah. Tapi karena tubuhnya yang lemas ia hanya mampu menutupi dadanya saja. Melihat gelagat yang tidak baik itu, dengan cepat Anto mengambil posisi diantara paha Utami dan kemudian melumat bibir istri Yudi itu dengan nafsu. Penisnya yang sudah menegang dengan halus dan lembut menembus vagina Utami tanpa dapat Utami cegah. “Jangan !”, hanya protes halus yang dapat Utami lakukan. Selanjutnya, dengan penuh nafsu dan sedikit kasar Anto lalu memompa Utami. Uatami cuma bisa memejamkan mata. Lama kelamaan, genjotan dan rangsangan Anto dileher, bibir dan dadanya mulai menghanyutkannya. Kini keduanya telah seiya sekata. Dorongan dan tarikan penis Anto di vagina Utami yang mentap membuat wanita itu kini masuk kedalam bagian yang awalnya tidak ia setujui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar