Selesai makan, gue anter dia pulang ke apartemennya di Cipete. Di lift, begitu pintu tertutup, tiba-tiba aja dia meluk gue dan berbisik, "Ndra, gue pingin ngerasain kejantanan elo … Vinda bilang elo hebat". Gue ngerasain buah dadanya yang tertekan diantara tubuh kita, dan kontan aja kontol gue berdiri. Elena ternyata ngerasain juga kontol gue yang menegang, dia langsung meremas kontol gue sambil menyodorkan bibirnya yang merekah, langsung aja gue samber bibirnya dengan ciuman yang penuh nafsu dan tangan gue mulai menjelajah buah dadanya.
Gue remas buah dadanya dengan lembut dan gue merasakan desahan nafas Elena yang makin keras. Nggak lama kemudian pintu lift terbuka, dan kita berdua dengan terburu-buru langsung menuju kamar apartemen karena kita merasakan nafsu birahi yang rasanya sudah tidak tertahankan lagi.
Setelah kita berdua masuk dan mengunci pintu, Elena langsung mencium gue dengan bertubi-tubi, tangannya langsung melepaskan sabuk dan celana gue. Sementara itu, gue juga berusaha melepaskan gaunnya dengan menurunkan ritsluiting di punggungnya. Setelah gaunnya lepas, gue melihat tubuh yang putih mulus, Elena ternyata tidak memakai celana dalam sehingga gue sekarang bisa melihat bibir vagina yang menggembung dan ditutupi oleh bulu-bulu yang tipis dan buah dadanya yang menggelembung indah itu masih ditutupi oleh BH yang tipis. Nggak lama kemudian, gue merasakan jari-jarinya di kontol gue dan setelah itu Elena berjongkok dan memulai babak pemanasan dengan mengecup dan menghisap kontol gue dengan bibirnya yang mungil itu.
Beberapa saat kemudian, kita berdua sudah telanjang total tanpa sebuah benangpun menutupi tubuh. Gue merasakan hisapannya di kontol gue makin menggairahkan. Pelan-pelan gue angkat dia supaya berdiri dan gue pepet dia ke tembok, gue hujani dia dengan kecupan di leher dan bibirnya. Sementara itu tangan gue mulai bekerja di buah dada dan vaginanya. Nggak lama kemudian, Elena menggelinjang dan setengah berteriak, "Ndra, entot gue sekarang …. Gue udah nggak tahan !".
Gue suruh dia mengangkat kakinya, pada saat itu vaginanya terbuka, gue masukin kontol gue ke memeknya yang sudah dipenuhi dengan lendir itu. Setelah itu gue suruh dia melingkarkan kedua kakinya di pinggang gue dan kedua tangannya di leher gue, kedua tangan gue berada di pantatnya buat mengangkat dia. Posisi kita persis seperti orang yang menggendong temannya, hanya saja kontol gue sudah tertancap ke memeknya. Dengan tangan gue yang ada di pantatnya, gue angkat dia naik turun sehingga kemaluan kita saling bergesek. Gue ngerasain lobang memeknya mulai basah lembab.
Sambil ngegendong Elena, gue jalan ke sofa dan akhirnya gue duduk di sofa yang empuk itu. Sekarang posisi Elena berjongkok diatas gue dengan kontol gue masih di dalam memeknya yang menggairahkan itu. Elena mulai menggerakkan badannya naik turun, seperti orang sedang berkuda sementara itu kedua tangan gue mulai bekerja di payudaranya yang makin menegang itu. Makin lama gerakan naik turunnya makin cepat, sehingga kontol gue dan memeknya bergesek makin keras, karena memeknya sudah mengeluarkan cairan "pelumas", gesekan itu terasa nikmat dan membuat kontol gue makin keras. Kenikmatan gesekan ini ternyata membuat Elena menjerit-jerit kecil, "Ough … ough … ahhh … " Beberapa saat kemudian, gerakan naik turunnya bertambah pelan, seolah-olah dia ingin merasakan gesekan yang menimbulkan kenikmatan itu, kontol gue sekarang bergesek lembut dengan memeknya.
Gue tahu dia sebentar lagi orgasme, langsung aja bibir gue bekerja di payudaranya, sambil gue remas pelan-pelan bibir gue mengecup dan menghisap puting teteknya. Kegiatan gue ini ternyata membuat Elena makin tersenggal-senggal, "Ahhh … aauhhhhg … terus 'Ndra … ohhh". Nggak lama kemudian, Elena mengejang dan menjerit, "Ndra, gue nggak tahan lagi … ohhh, uhff" dan gue merasakan kontol gue dibasahi cairan dari memeknya. Elena merebahkan badannya di atas gue, gue terus mengecup dan menjilati kedua putingnya dan celah-celah
payudaranya. Tangan kiri gue mengelus dan meremas rambutnya dan tangan kanan gue
meremas-remas pantatnya yang kencang itu.
Sesudah beberapa menit, gue bilang ke Elena, "Len, gue pingin ngentot elo dari belakang, coba elo nungging di sofa". Tanpa banyak omong, dia ngerjain perintah gue. Dia berdiri mengangkang dengan satu kaki ada diatas sofa dan badannya membungkuk dengan kedua tangan berpegangan di sandaran sofa. Gue masukin kontol gue ke memeknya dari belakang, gue merasakan memeknya masih cukup lembab buat main satu ronde lagi. Gue pegang pinggangnya yang ramping dan gue mulai menggerakkan badan gue maju mundur. Kontol gue keluar masuk memeknya mula-mula dengan perlahan-lahan, makin lama gue tambah temponya.
Badan Elena terguncang-guncang dan dia mulai mendesah-desah, "Ough …. Oohhh … Oughhh … lagi Ndra, lagi". Setelah gue goyang dengan cepat dan bertenaga, gue pelanin ayunan pantat gue dan gue raih teteknya buat diremas-remas, sesudah itu gue naikin lagi tempo keluar masuknya kontol gue dari memeknya dan akibatnya Elena menjerit-jerit lagi, "Uughhh … ughhh …. Oughhh …. ". Jeritannya ternyata makin membangkitkan nafsu gue, sehingga gue goyang makin cepat dan makin bertenaga.
Gue merasakan kenikmatan yang makin besar, tapi akibatnya Elena menjerit, "Ndra … udah Ndra … Ohhh …gue nggak tahan …". Akhirnya gue lepasin kontol gue dari memeknya. Gue celentangin dia diatas karpet dan gue berbisik, "Sorry Len … gue belum orgasme juga nih, kita main sebentar lagi yaa !!". Terus gue tindih dia dan gue masukin kontol gue lagi di memeknya dan sekarang kita main dengan posisi konvensional. Elena cuma berbisik, "Pelan-pelan ya Ndra ..". Sekarang gue ngerasain kedua teteknya yang menegang di dada gue, kedua tangan Elena memeluk punggung gue dan gue mulai beraksi dengan menggerakkan pinggul gue naik turun.
Sementara itu mulut kita saling berciuman, dan lidah kita saling beradu mencoba saling membelit. Pantat Elena ikut bergerak seirama dengan gerakan pinggul gue, sehingga gue merasakan kenikmatan yang luar biasa, kenikmatan yang akan membuat gue orgasme. Beberapa saat kemudian, gue mendengar desah nafasnya yang mulai tidak teratur dan gue menaikkan tempo goyangan pinggul gue. Gue juga merasakan memeknya yang makin basah, badannya juga menggelinjang-gelinjang di bawah tekanan badan gue dan tangannya mulai meremas rambut gue. Makin lama desahannya makin keras, "Ahhh … emmhhh …. Ndra, lagi … oughhh".
Beberapa saat kemudian, Elena menjerit, "Ndra, gue nggak tahan lagi … oughhh " dan badannya mulai mengejang. Terus gue berkata, "Tahan dulu Len … sebentar aja .. " dan gue merasakan cairan air mani gue mulai mengalir di batang kontol gue, mendesak keluar dan gue pelanin goyangan pinggul gue. Sesudah itu gue tekan kontol gue dalem-dalem ke memeknya Elena, dia mengejang dan menjerit, "Ouhhhh …." demikian juga gue. Elena mengejang dan memeluk gue kuat-kuat, air mani gue menyemprot di dalam memeknya dan kita berdua merasakan sensasi orgasme yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar